Minggu, 04 Juli 2010

Operasi intelijen di balik video seks Aril, benarkah ?

0 comments
Partai Amanat Nasional (PAN) mencurigai ada operasi intelijen di balik skandal kasus video porno Ariel Peterpan, Luna Maya dan Cut Tari. Kecurigaan ini didasari oleh begitu besarnya perhatian publik terhadap skandal tersebut.

Fungsionaris PAN Totok Daryanto mengatakan, selama sebulan belakangan energi bangsa Indonesia dihabiskan hanya memfokuskan perhatian pada skandal video seks Ariel, Luna dan Cut Tari. Padahal di saat yang bersamaan ada banyak agenda politik, ekonomi dan penegakan hukum yang tidak berjalan sebagaimana mestinya.

"Dari penjual bakso sampai presiden ikut membahas video Ariel, ini apa-apaan? Masyarakat digiring untuk memberikan perhatian kepada skandal ini, padahal ada skandal-skandal lain yang harusnya menjadi perhatian masyarakat," ujar Totok, Senin (28/6).

Totok mencontohkan skandal ledakan gas 3 kg yang makin marak belakangan ini tidak menjadi perhatian masyarakat. Lalu skandal Bank Century juga lenyap begitu saja dari perhatian publik. Begitu juga dengan krisis listrik yang tak kunjung usai di hampir semua provinsi seolah diterima secara ikhlas oleh masyarakat.

Padahal, jika masyarakat memberikan perhatian penuh kepada skandal-skandal tersebut sebagaimana besarnya perhatian kepada skandal video seks Ariel, Luna dan Cut Tari, dipastikan pemerintah akan berpikir seribu kali untuk membuat kebijakan yang tidak berpihak kepada rakyat.

"Masyarakat harus sadar, siuman, jangan terbuai oleh isu Ariel ini saja. Banyak skandal yang harus diberikan perhatian penuh oleh masyarakat, kalau masyarakat membiarkan maka skandal ekonomi, politik dan hukum itu akan terlupakan begitu saja," seru Totok.

Sekadar mengingatkan, kasus video porno Ariel, Luna dan Cut Tari mulai mengemuka pada awal bulan Juni. Bukan hanya media infotainmen yang memberitakan melainkan juga seluruh media massa. Bukan hanya kalangan selebriti yang ramai memperbincangkan, tetapi sampai level menteri agama, menteri pemberdayaan perempuan bahkan hingga Presiden SBY.

ARTIKEL TERKAIT:

Leave a Reply

Apresiasikan dengan memberi komentar :)
Tapi komentarnya dengan bahasa yang baik lho ...