KOMPAS/AGUS SUSANTO
Pelatih tim nasional sepak bola Indonesia, Alfred Riedl
Kita memang pernah mengalahkan Malaysia 5-1 pada babak penyisihan lalu. Namun, Malaysia saat ini sudah berbeda
Alfred Riedl, Pelatih Timnas Indonesia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pelatih tim nasional Indonesia, Alfred Riedl, menilai Malaysia merupakan lawan yang sudah jauh berkembang pada saat ini. Karena itu, Riedl mengaku akan segera mempersiapkan Firman Utina dkk saat bertemu "Harimau Melayu" pada final leg pertama Minggu (26/12/2010).
Indonesia memastikan lolos ke final usai kembali meraih kemenangan atas Filipina 1-0 (agregat 2-0), Minggu (19/12/2010). Cristian Gonzales kembali menjadi pahlawan kemenangan lewat gol yang diciptakannya pada menit ke-42.
"Mengenai Malaysia, kemarin saya tidak terlalu memikirkan apa yang mereka lakukan. Saya baru menyaksikan dari televisi. Saya hanya fokus pada tim ini. Tetapi, mulai saat ini, saya meminta kepada pemain untuk langsung fokus," tegas Riedl.
"Peluang kami 50:50. Kita memang pernah mengalahkan Malaysia 5-1 pada babak penyisihan lalu. Namun, Malaysia saat ini sudah berbeda," lanjutnya.
Riedl juga mengungakapkan, ada beberapa hal yang perlu dibenahi dari timnya.
"Di final nanti, kami harus bisa mengontrol rasa gugup seperti yang dialami pada 20 menit terakhir babak kedua. Pemain lebih sering membuang bola ke luar lapangan, padahal situasi tidak terlalu berbahaya. Mereka seperti tertekan dan tidak bisa tampil lepas," tukasnya. (*)
Indonesia memastikan lolos ke final usai kembali meraih kemenangan atas Filipina 1-0 (agregat 2-0), Minggu (19/12/2010). Cristian Gonzales kembali menjadi pahlawan kemenangan lewat gol yang diciptakannya pada menit ke-42.
"Mengenai Malaysia, kemarin saya tidak terlalu memikirkan apa yang mereka lakukan. Saya baru menyaksikan dari televisi. Saya hanya fokus pada tim ini. Tetapi, mulai saat ini, saya meminta kepada pemain untuk langsung fokus," tegas Riedl.
"Peluang kami 50:50. Kita memang pernah mengalahkan Malaysia 5-1 pada babak penyisihan lalu. Namun, Malaysia saat ini sudah berbeda," lanjutnya.
Riedl juga mengungakapkan, ada beberapa hal yang perlu dibenahi dari timnya.
"Di final nanti, kami harus bisa mengontrol rasa gugup seperti yang dialami pada 20 menit terakhir babak kedua. Pemain lebih sering membuang bola ke luar lapangan, padahal situasi tidak terlalu berbahaya. Mereka seperti tertekan dan tidak bisa tampil lepas," tukasnya. (*)
Editor: Iwan Apriansyah | Sumber: Kompas.com
ARTIKEL TERKAIT:
