Sabtu, 18 Desember 2010

'WikiLeaks' Indonesia, Dari Lumpur Lapindo Sampai Hasil Visum Korban G30S

0 comments

Rumah Terendam Lumpur Lapindo (detik)
Jakarta - Indoleaks -- situs Indonesia yang mirip WikiLeaks -- menjanjikan untuk mendobrak kebuntuan informasi di Indonesia. Berbagai dokumen yang harusnya bersifat 'rahasia' pun siap mereka umbar. Beberapa di antaranya terkait kasus lumpur Lapindo hingga hasil visum korban G30S.

Sebuah dokumen yang berisi catatan ilmiah mengenai lumpur Lapindo pun telah mereka keluarkan pada Jumat (10/12/2010). Dalam postingan bertajuk 'Lumpur Lapindo Bukan Bencana Alam' itu mereka ingin menunjukkan kajian-kajian ilmiah dan bukti-bukti otentik yang meyakinkan bahwa lumpur Lapindo bukan bencana alam.

Dokumen ini sendiri aslinya berjudul 'PRELIMINARY REPORT on the FACTORS and CAUSES IN THE LOSS OF WELL BANJAR PANJI-1', dan dikeluarkan oleh Simon Wilson C.Eng. M.Sc. dari D.I.C Petroleum Consultant.

Pengelola Indoleaks mengaku masih memiliki beberapa dokumen lagi yang terkait dengan lumpur Lapindo. Dan jika penasaran, pengunjung situs ini pun dapat dengan mudah mengunduhnya.

"Dokumen ini akan membuktikan banyak kebohongan penguasa, peradilan dan aparat penegak hukum mengenai Lumpur Lapindo," tukas Indoleaks, dalam situsnya yang dikutip detikINET, Jumat (10/12/2010).

Dokumen pilihan yang dijanjikan Indoleaks berikutnya adalah mengenai hasil visum korban G30S. Dokumen yang tak banyak diketahui publik ini diklaim akan membuka cakrawala baru pemahaman masyarakat Indonesia.

"Bahwa tidak ada penyiksaan seperti digemborkan militer melalui media-media pemerintah saat itu," kata mereka.

Lalu bagaimana dengan dokumen terkait Bank Century? Tentu saja ada! "Tunggu tanggal mainnya," tandas pengelola Indoleaks.

Dalam situsnya, Indoleaks mengaku mulai mengudara per 10 Desember 2010. Hari ini dipilih sekaligus untuk memperingati hari Hak Asasi Manusia Sedunia.

"Indoleaks berusaha memilah dan memilih dokumen yang seharusnya diketahui publik, dari ratusan koleksi Indoleaks. Kami akan terus mendobrak kebuntuan informasi, dengan mempublikasikan hak kita yang bernama informasi. Bagi kami, diamnya orang tertindas, lebih hina dari penindas itu sendiri. Mari kita bersuara. Mendobrak kebuntuan informasi," pungkasnya.
( ash / wsh ) 

Sumber : detikinet.com

ARTIKEL TERKAIT:

Leave a Reply

Apresiasikan dengan memberi komentar :)
Tapi komentarnya dengan bahasa yang baik lho ...